Yang kampungan tuh siapa?

Aslinya sebuah komentar terhadap sebuah artikel di blog-nya Bung Senopati Wirang, bertajuk Gerakan Kampungan Marxist Indonesia. Kelihatannya Bung Senopati adalah seseorang yang analisanya patut diperhatikan. Saya baru membaca penuh satu artikel yang terakhir tersebut, setelah diarahkan oleh Bung Jakartass. Ketertarikan tersebut karena Bung Senopati menyebut-nyebut Partai Rakyat Demokratik / Partai Persatuan Pembebasan Nasional (PRD/Papernas)

Satu karena saya memiliki ikatan nostaljik dengan PRD (dari jaman kuliah; walau tidak pernah terikat secara formal), dan satu lagi karena ada rekan kantor saya yang sempat menjadi korban dalam penyerangan FPI terhadap pawai damai Papernas kemarin.

Saya selalu percaya pada pentingnya dialog, dan sekilas Bung Senopati memiliki intelijensi yang cukup untuk memulai sebuah dialog konstruktif. Tapi, di lain pihak, siapakah saya hingga berhak menilai?

Ah, terserahlah. Yang lebih penting untuk dibicarakan di sini, menurut saya, bisakah kita berjalan bersama-sama menuju Indonesia yang lebih ideal? Dan pentingkah?

Salam Kenal Bung Senopati!

-----

Sekedar nanya Mas, yang mau pawai damai kemaren itu Papernas atau FPI yah?

Satu lagi Mas, yang bilang PRD dan/atau Papernas itu Marxis radikal itu siapa yah? Tolong betulkan bila salah tapi setau saya dari tahun 1996 pun PRD itu menyatakan ideologinya sebagai "Sosial Demokratik Kerakyatan".

Terserah bila Anda ingin mengecat semua yang berbau Sosial(is) menjadi Merah (mengikuti pemikiran sempit FPI/FBR/dkk.), tapi apakah Anda begitu yakin bahwa segala metode PRD/Papernas adalah metode Marxis Radikal? Apakah Anda yakin semua usaha PRD/Papernas adalah untuk menyatukan Dunia ke dalam satu bendera Komunis di bawah pimpinan Uni Soviet (yang, harus saya ingatkan kembali, sudah tidak ada lagi)?

Sebegitu bodohkah Anda memandang para aktivis PRD/Papernas?

Cuma satu sih, yang harus diakui sebagai kelemahan ideologis PRD/Papernas yang paling fatal: mereka menganggap FPI, FBR, dan kelompok-kelompok ekstremis-ideologis sejenis sudah tidak bisa diajak berdialog lagi; kemburu antipati.

Selain tentunya masalah otokritik.

Dan terakhir: Menurut Mas, PRD/Papernas masih bisa diajak berdialog terbuka nggak? Atau, menurut Mas masih pentingkah dialog terbuka untuk mencari jalan keluar kemelut bangsa kita, atau lebih penting "kerja nyata" "hantam kromo" [tanpa kontrol dan hasil nyata yang dapat dipertanggung-jawabkan]?

Kita semua lapar, Bung.

Salam,
Ferdi
seorang Neo-Pancasilais rumahan

update: sebuah rangkuman singkat masalah-masalah Indonesia, oleh UNHCR, tautan dari Bung Jakartass

Comments

Anonymous said…
vincentliong@yahoo.co.nz wrote:

Ijinkan saya mencoba membahas ulang penjelasan bung Senopati Wirang dalam tatabahasa ala saya sendri…

Marksisme berawal dari masalah Kapitalisme (Money Capital) yang artinya kekuasaan dipegang oleh segelintir orang. Pada tahap ini pemahaman tentang samarata-samarasa menjadi pilihan disebabkan kebutuhan untuk mendobrak tatanan berupa believe sistem, pelabelan, penormaan, dlsb yang dibuat untuk tujuan agar pemegang money capital tetap berkuasa secara tidak egaliter terhadap proletar.

Pada tahap selanjutnya seperti yang dilakukan RRT, ketika permasalahan tentang perbedaan kekuasaan yang jauh antara pemegang money capital dengan proletar sudah teratasi maka tidaklah efisien untuk tetap fokus pada masalah samarata-samarasa. Prinsip samarata-samarasa hanyalah sekedar pilihan pada masa tertentu, tetapi bukan tujuan utama paradigma dasar Marksisme sendiri yaitu: Kesamaan kesempatan / terbukanya kemungkinan yang sama bagi setiap orang, pendobrakan sistem / tatanan yang menggunakan believe sistem, pelabelan, penormaan, dlsb agar pemegang money capital tetap berkuasa.

Maka tahap selanjutnya adalah pemahaman tentang “survival for the fittest” ala Darwin yang dijadikan fokus utama. Dalam usaha untuk survive, manusia harus memiliki kemampuan analisa yang tidak terkotak-kotak / terbatasi oleh paradigma (believe sistem, pelabelan, penormaan, dlsb) versi money capital untuk tetap terus berkuasa. Hasil dari kegiatan menganalisa tsb digunakan untuk sebagai pertimbangan (antisipasi terus menerus) dalam menentukan strategi (keputusan yang diambil). Ini persis seperti yang dilakukan RRT saat ini.

Maka dari itu yang paling ditakutkan oleh blok barat adalah kemampuan dialektika yang dimiliki oleh penganut marksisme. Blok barat tidak begitu takut pada masalah samarata-samarasa & soal kemenangan bagi kaum proletar karena tetap dalam bidang ekonomi kesamaan / keegaliteran tingkat ekonomi memang mustahil tercapai.

Sayang memang, seperti yang disayangkan oleh bung Senopati Wirang bahwa marksisme di Indonesia masih fokus pada masalah samarata-samarasa dalam bidang ekonomi. Ini yang akan mudah sekali dimanfaatkan oleh yang berkepentingan untuk menghambat perkembangan ekonomi di negara ini.

Dengan fokus pada prinsip samarasa-samarasa tanpa memperhatikan kebutuhan untuk bermain dialektika demi survive di tengah persaingan bebas; Maka akan membawa negara ke arah yang berlawanan dengan tujuan dasar marksisme sendiri, karena sudah masuk pada pemposisian peran kambinghitam dalam propaganda believe sistem ala barat, yang efek sampingnya malah memperkuat kelekatan masyarakat akan sistem / tatanan yang menggunakan believe sistem, pelabelan, penormaan, dlsb untuk kepentingan money capital.

Bagaimana tanggapan bung Senopati Wirang atas penjelasan versi saya ini? Apa sesuai dengan yang ingin dijelaskan bung Senopati wirang…

Ttd,
Vincent Liong

e-link: http://groups.yahoo.com/group/vincentliong
Anonymous said…
Kompatiologi: Zaman Feodal menuju Zaman Pedagang
ditulis oleh: Vincent Liong / Liong Vincent Christian



Pengantar

Ada suatu masa dimana antar saudara saling berdagang, anak terlibat tawar menawar dalam berdagang dengan bapaknya, suami berdagang dengan isterinya. Antara mertua dan menantu juga saling berdagang. Zaman itu nanti bisa katakan sebagai zaman pedagang.

Sadar tidak sadar dalam hubungan egaliter, seorang ayah membutuhkan keinginan anaknya untuk mau mengerjakan PR dan si anak membutuhkan ayahnya untuk membelikannya DVD Playstation. Proses tawar menawar dalam dagang ini bisa terhambat (stop prosesnya) bila sang ayah mampu menceramahi anaknya, hingga anaknya meyakini pola pikir yang hirarkis bahwa seorang anak harus mengikuti nasehat orangtua agar menjadi anak yang baik dan disayang orangtua.

Saya menggunakan contoh sederhana ini untuk menjelaskan bagaimana pemegang money capital dalam kapitalisme berusaha untuk menggiring masyarakat umum agar tetap berpegang pada believe sistem tentang rasa aman yang menjamin hidup seseorang. Seperti kalimat saya di atas,” seorang anak harus mengikuti nasehat orangtua agar menjadi anak yang baik dan disayang orangtua.”Maka seseorang diarahkan untuk sekedar mengikuti aturan main pemegang money capital dengan pertimbangan bahwa apa yang dilakukan di masa lalu akan mempengaruhi apa yang terjadi di masa depan dengan logika yang linier. Seperti orang dididik agar sekolah setinggi mungkin (S1, S2, S3, dlsb) hingga ‘lulus’ sekolah, yang artinya start menjadi ‘belum lulus/sukses’ di dunia kerja. Sama seperti orang dididik untuk meyakini bahwa memiliki pekerjaan yang tetap selama mungkin membuat dirinya terjamin secara jangka panjang, padahal kapan saja dia bisa dipecat. Kemungkinan orang tsb untuk mendapatkan tawar menawar yang lebih baik dengan berpikir pada ketidakpastian jadi tertutup, padahal melepaskan pekerjaan yang satu berarti bisa tidak mendapatkan penghasilan atau mendapatkan peluang yang lebih besar dari pekerjaan sebelumnya.

Maka dari itu banyak murid ilmu kompatiologi yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan memilih hidup dalam ketidakpastian. Saya sendiri (Vincent Liong) memutuskan meninggalkan fakultas Psikologi universitas Atma Jaya karena menyadari bahwa realita di ruang kelas tidak sama dengan realita di luar ruang kelas. Vincent Liong sebagai penulis, peneliti dan pendiri ilmu kompatiologi, tidak lulus matakuliah-matakuliah semester pertama, misalnya: Metodologi Penelitian 1 (Vincent 2x tidak lulus dengan nilai E). Psikologi Umum 1 (Vincent 2x tidak lulus dengan nilai E). Dan banyak matakuliah prasyarat lainnya yang bidangnya sama atau mirip dengan bidang yang amat dikuasai Vincent di luar ruang kelas mendapat nilai E atau paling bagus D alias tidak pernah lulus sampai tua. Jika dihitung bahwa seorang mahasiswa di fakultas psikologi Unika Atma Jaya biasanya lulus dalam 4 tahun, maka jika Vincent Liong harus mengulang matakuliah masing-masing hanya 3x maka setidaknya akan lulus S1 Psikologi dalam 12 tahun atau lebih.

Orang lupa bahwa sebelum melihat ke masa lalu dan ke masa depan kita harus ingat pada masa kini. Bahwa di masa kini, kita di posisi seperti seorang anak yang menginginkan memiliki playstation. Bahwa dengan atau tanpa melakukan tawar-menawar, berdagang dengan orangtua untuk mendapatkan playstation tetap tidak ada yang menjamin masa depan saya.

Maka dari itu untuk mempropagandakan secara luas dan cepat pemahaman tentang zaman berdagang yang akan segera tiba, maka saya membuat ilmu yang namanya kompatiologi.



Makna Kompatiologi

“Kompatiologi sebagai ilmu Komunikasi Empati adalah ilmu yang sifatnya memberi penguasaan individu, bahwa dalam bidang apapun, suatu pemerosesan informasi selalu terdiri dari dua kegiatan: Penyerapan abstraksi data (data abstrak) dan Penerjemahan data ke dalam bahasa-bahasa dengan range yang lebih spesifik (data kongkrit).

Ketika data di tahap kegiatan abstraksi data (data abstrak), maka data disimpan dalam bentuk sampling sebagai suatu pemposisan diri tertentu terhadap skala dan range yang mencakupinya. Suatu data yang sifatnya abstrak bisa ditranslate menjadi range bahasa yang satu dan bisa juga ke range bahasa yang lain.

Misalnya;
* Karakteristik rasa makanan memiliki range yang memiliki titik referensi manis, asin, asam, pahit dan pedas. Setiap sample data tentang satu jenis karakteristik makanan disimpan sebagai satu pemposisian diri terhadap titik referensi manis, asin, asam, pahit dan pedas ;dan menjadi bagian dari range rasa makanan.
* Intensitas cahaya memiliki range dari skala interval sample warna yang paling terang ke paling gelap. Tiap sample warna spesifik memiliki pemposisian diri terhadap range dan skala-skala intensitas cahaya.
* Range tubuh fisik manusia terdiri dari skala berupa anggota-anggota tubuh dari kaki sampai kepala. Setiap satu anggota tubuh dari yang besar sampai yang kecil memiliki pemposisian diri yang spesifik dalam range tubuh fisik manusia. Misalnya kalau kita bicara tentang hidung maka bila kita bahas dalam range dan skala: range tubuh fisik manusia -> Kepala -> kepala bagian depan / muka -> hidung.
* Range perasaan binatang terdiri dari titik referensi: approve >< defense dan send >< recive. Setiap sample projeksi perasaan binatang memiliki pemposisian diri yang spesifik terhadap range perasaan binatang tsb.
* Range komunitas keluarga terdiri dari skala ayah, ibu, anak sulung, anak tengah, anak bungsu, dlsb. Tiap anggota keluarga memiliki pemposisian diri yang spesifik terhadap skala-skala / tiap anggota keluarga.

Tanpa perlu belajar secara khusus definisi, bahasa, norma, dlsb ;tiap manusia dan binatang mampu secara alamiah membedakan posisi sample data, skala, titik referensi ;sebagai bagian dari range dengan bahasa spesifik. Suatu pemposisian diri sample data terhadap range bisa ditranslate ke dalam bahasa yang berbeda-beda misalnya: Sample dengan pemposisian diri rasa X pada range rasa makanan, memiliki pemposisian diri warna X pada range intensitas cahaya, memiliki pemposisian diri bagian tubuh X pada range tubuh fisik, dan memiliki pemposisian diri perasaan X pada range perasaan.”

(dikutip dari tulisan saya berjudul; ’Makna Komunikasi Empati dan Kompatiologi’.)



Propaganda Kapitalisme, Liberalisme, Marksisme & Komunisme

Kapitalisme (money capital) adalah naluri yang alamiah. Seperti anda mencintai keluarga anda dan berusaha dengan segala kekuasan anda untuk memberikan fasilitas spesial pada anggota keluarga anda saja, bukan orang asing; Maka di negara barat kapitalisme berjalan dengan membuat kelompok-kelompok eksklusif entah itu berdasarkan garis keturunan keluarga atau ras atau dengan pola yang lain seperti keluarga The God Father saja, dan membiarkan masyarakat kebanyakan hidup di lingkungan yang liberal dan tidak efisien secara ekonomi ala sosialis, dengan tunjangan sosial yang tinggi, standart hak asasi manusia yang baik dan tingkat ekonomi yang hampir seragam. Karena ketidakefisienan ini maka adalah hal yang penting untuk menjaga agar kenyamanan yang ideal tsb tetap terjaga di masyarakat umum di negara kapitalis, sehingga kenyamanan yang lebih eksklusif di kelompok money capital akan terjaga keabadiannya. Jangan sampai terusik oleh perubahan zaman feodal menuju zaman pedagang diamana sistem produksi yang kalah efisien secara ekonomi akan terpaksa gulung tikar.

Usaha untuk menghambat proses transisi dari Zaman Feodal menuju Zaman Pedagang sudah banyak dilakukan oleh pemegang money capital. Salah satunya yang paling penting adalah dengan cara mempropagandakan konflik pemikiran tentang Kapitalisme, Liberalisme, Marksisme & Komunisme.

Marksisme berawal dari masalah Kapitalisme (Money Capital) yang artinya kekuasaan dipegang oleh segelintir orang. Pada tahap ini pemahaman tentang samarata-samarasa menjadi pilihan disebabkan kebutuhan untuk mendobrak tatanan berupa believe sistem, pelabelan, penormaan, dlsb yang dibuat untuk tujuan agar pemegang money capital tetap berkuasa secara tidak egaliter terhadap proletar berdasarkan keyakinan (believe sistem) tsb.

Pada tahap selanjutnya seperti yang dilakukan RRT (Republik Rakyat Tiongkok), ketika permasalahan tentang perbedaan kekuasaan akan keyakinan yang jauh antara pemegang money capital dengan proletar sudah teratasi (believe sistem hirarkis yang tidak rasional sudah dibersihkan dari pikiran masyarakat), maka tidaklah efisien untuk tetap fokus pada masalah samarata-samarasa. Maka dari itu banyak perusahaan yang disita oleh negara pada masa pembersihan, dikembalikan ke pemilik asalnya atau mendapat ganti rugi yang layak.

Prinsip samarata-samarasa hanyalah sekedar pilihan pada masa tertentu, tetapi bukan tujuan utama paradigma dasar Marksisme sendiri yaitu: Kesamaan kesempatan / terbukanya kemungkinan yang sama bagi setiap orang, pendobrakan sistem (tatanan yang menggunakan believe sistem, pelabelan, penormaan, dlsb) agar pemegang money capital tetap berkuasa.

Maka tahap selanjutnya adalah pemahaman tentang “survival for the fittest” ala Darwin yang dijadikan fokus utama. Dalam usaha untuk survive, manusia harus memiliki kemampuan analisa yang tidak terkotak-kotak / terbatasi oleh paradigma (believe sistem, pelabelan, penormaan, dlsb) versi money capital untuk tetap terus berkuasa. Hasil dari kegiatan menganalisa tsb digunakan untuk sebagai pertimbangan (antisipasi terus menerus) dalam menentukan strategi (keputusan yang diambil). Ini persis seperti yang dilakukan masyarakat RRT saat ini.

Maka dari itu yang paling ditakutkan oleh blok barat adalah kemampuan dialektika yang dimiliki oleh penganut marksisme. Blok barat tidak begitu takut pada masalah samarata-samarasa & soal kemenangan bagi kaum proletar karena tetap dalam bidang ekonomi kesamaan / keegaliteran tingkat ekonomi memang mustahil tercapai.

Sayang memang bahwa marksisme di Indonesia masih fokus pada masalah samarata-samarasa dalam bidang ekonomi. Ini yang akan mudah sekali dimanfaatkan oleh yang berkepentingan untuk menghambat perkembangan ekonomi di negara ini.

Dengan fokus pada prinsip samarasa-samarasa tanpa memperhatikan kebutuhan untuk bermain dialektika demi survive di tengah persaingan bebas; Maka akan membawa negara ke arah yang berlawanan dengan tujuan dasar marksisme sendiri, karena sudah masuk pada pemposisian peran kambinghitam dalam propaganda believe sistem ala barat, yang efek sampingnya malah memperkuat kelekatan masyarakat akan sistem / tatanan yang menggunakan believe sistem, pelabelan, penormaan, dlsb untuk kepentingan money capital.



Marksisme & Liberalisme

Bilamana para pejuang marksisme telah mencapai tahap pemahaman dialektika lebih dari sekedar pemahaman samarata-samarasa di bidang ekonomi, maka efek sampingnya adalah liberalisme yang benar-benar liberal.

Efek dari kondisi tsb adalah bersaingan bebas yang bahkan tidak bisa diatur lagi oleh para pemegang money capital (kapitalisme). Hal ‘dialektika’ inilah yang menjadi ketakutan negara-negara barat bahwa suatu hari nanti sistem ini akan membuat dunia terlalu liberal dalam kondisi persaingan di bidang ekonomi. Oleh karena itu cara yang harus diambil adalah dengan menggunakan alasan agama (believe sistem) karena agama bersifat yakin yang tanpa perlu ada bukti & bersifat masabodo pada penjelasan-penjelasan termasuk yang rasional sekalipun, untuk menghambat penyebaran paham dialektika yang adalah dasar dari marksisme yang bertujuan memberikan peluang “berdagang” yang lebih adil (egaliter).

Negara-negara pemegang money capital tsb tahu bahwa pemahaman dialektika ini tidak bisa dihentikan, misalnya pengaruh dialektika pada perkembangan ekonomi RRT belakangan ini. Yang bisa dilakukan adalah menghambat sebanyak mungkin negara untuk berkembang pemikirannya sampai pada tahap ini sehingga makin lama waktu sisa yang bisa dinikmati oleh para pemegang money capital yang sifatnya normatif yang kalah efisien kemampuan produksinya dari pengguna dialektika seperti RRT sebelum akhirnya penguasaan (money capital / kapitalisme) tsb akhirnya harus lengser juga karena tidak ada negara sapi perah lagi yang bisa dimanfaatkan. Bagaimanapun asia akan menjadi pusat ekonomi dunia, hanya tunggu waktu saja.

Nah, untuk Indonesia, pertanyaannya: Mau di urutan ke berapa sebagai negara membebaskan diri dari kekangan aturan-aturan dogmatis & normatif yang dibuat pemegang money capital ; Sebelum Indonesia beralih ke berpikir dialektik dalam mengembangkan tingkat ekonomi negara ini secara efisien bukan dengan alasan saling mentoleransi atas dasar normatif sehingga tidak efisien, seperti keluarga mencintai anggota keluarganya.


Ttd,
Vincent Liong
Jakarta, Sabtu, 14 April 2007





LAMPIRAN Info Pendekon
Last update: 14 April 2007 (berlaku sampai update berikutnya)



ISI LAMPIRAN
* Daftar pengajar Kompatiologi cabang Jakarta.
* Daftar penasehat Kompatiologi cabang Jakarta.
* Daftar pengajar Kompatiologi cabang daerah (di luar Jakarta; Surabaya, Bandung & Purwokerto.)
* Info: Dekon-Kompatiologi di Yogyakarta & Solo 15 – 22 April 2007 (bisa diperpanjang). Kunjungan khusus selama seminggu praktisi Kompatiologi cabang Jakarta (Vincent Liong & Adhi Purwono) untuk melayani dekon-Kompatiologi di Yogyakarta.

YANG PERLU DIPERHATIKAN:
* By appointment only. Biasanya pendekon membawa pendekon dari cabang lain bilamana jumlah terdekon di luar kemampuan pendekon dengan tujuan untuk menjaga standart kwalitas hasil dekon.
* Wajib konformasi sehari sebelum hari appointment dan hari yang sama sebelum dekon.
* Tidak melayani tanya-jawab via sms.
* Biasanya acara dekon berlangsung selama empat jam. Dilarang meninggalkan acara sebelum acara selesai.
* Order proyek luar kota, seminar, wawancara pers, dlsb hubungi & deal langsung dengan masing-masing praktisi.
* Disarankan (tidak wajib) terdekon membawa teman yang tinggal satu area / lingkungan pergaulan dengannya agar memiliki teman sharing tentang penerapan kompatiologi pasca dekon-kompatiologi, agar perkembangan pasca dekon lebih cepat dan terkontrol.
* Tiap pendekon bekerja dan bertanggungjawab secara independent. Tanggungjawab kepada klien adalah pada masing-masing praktisi yang menjadi pendekon pilihan anda.
* Praktisi kompatiologi tidak memberikan jaminan apapun terhadap klien. Segala resiko dari proses dekonstruksi ditanggung oleh klien sendiri.
* Tarif yang tercantum dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
* Kompatiologi juga membuka diri untuk donasi / sumbangan biaya penelitian yang sifatnya pribadi karena dilakukan oleh masing-masing pendekon atas kemauan & usaha sendiri. Sumbangan berupa uang dapat ditransfer ke bank account atau secara tunai(cash).
* Untuk informasi yang belum disebutkan di atas dapat menanyakan langsung kepada pendekon.



PENGAJAR KOMPATIOLOGI CABANG JAKARTA

* STEVEN TJOENG (alias: Dayapala Pema Lodoe)
Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek, Plaza Semanggi.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta.
CDMA esia: 021-93332223 & Hp: 081381381311.

* DADE (M. PRABOWO)
Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek, Plaza Semanggi & Mall Kelapa Gading.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta.
CDMA esia: 021-98805716 & Hp: 081808862171.

* RIO PANJAITAN
Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek, Plaza Semanggi & Mall Kelapa Gading.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta.
CDMA esia: 021-99068707 & Hp: 081380530125.

* ONDO UNTUNG
Lokasi dekon: Mall Kelapa Gading.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta.
CDMA esia: 021-92862617 & Hp: 08128599710.

* ADHI PURWONO
Lokasi dekon: Plaza Senayan, Senayan City, Mall Taman Anggrek & Mall Puri Indah.
Jadwal dekon tetap: Senin & Kamis Pk:16.30 – 22.00
Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta.
CDMA flexi: 021-68812660 & fren: 08886187085.
Bank Account: Bank BNI cabang Harmoni.
A/c: 1810500-6 A/n: Adhi Purwono.


* VINCENT LIONG (Pendiri & Penemu ilmu Kompatiologi)
Lokasi dekon: Plaza Senayan & Senayan City.
Jadwal dekon tetap: Senin & Kamis Pk:16.30 – 22.00 (bisa berubah sewaktu-waktu)
Tarif umum: Rp.500.000,- per peserta di Plaza Senayan & Senayan City.
Tarif di luar jadwal fix / privat: Rp.800.000,- per peserta.
CDMA flexi: 021-70006775 & esia: 021-98806892 (untuk di Jakarta saja).
CDMA fren: 08881333410 (untuk di Jakarta & luar kota).
Telp: 021-5482193, 5348567 Fax: 021-5348546
Bank Account: Bank BCA cabang Permata Hijau.
A/c: 178-117-9600 A/n: Liong Vincent Christian.



PENASEHAT KOMPATIOLOGI CABANG JAKARTA

CORNELIA ISTIANI
Hp: 081585228174 CDMA flexi: 021-68358037
CDMA fren: 08886167847 (untuk di Jakarta & luar kota).

JUSWAN SETYAWAN
Hp: 08159162193

LEONARDO RIMBA
Hp: 0818183615


PENGAJAR KOMPATIOLOGI CABANG DAERAH

* Cabang BANDUNG : Omen
CDMA flexi: 022-70108828 & Hp: 08157179292.

* Cabang PURWOKERTO : Bimo Wikantiyoso
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta.
CDMA fren: 08888405843 & Hp: 0816746770.

* Cabang SURABAYA : Audifax
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.250.000,- per peserta.
CDMA flexi: 031-70209354 & fren: 08882733626.



DEKON KOMPATIOLOGI DI YOGYAKARTA & SOLO 15 – 22 April 2007
Kunjungan khusus selama seminggu praktisi Kompatiologi cabang Jakarta (Vincent Liong & Adhi Purwono) untuk melayani dekon-Kompatiologi di Yogyakarta & Solo.

Diberitahukan bahwa Vincent Liong dan Adhi Purwono akan hadir di Yogyakarta & Solo pada tanggal 15 - 22 April 2007 (ada kemungkinan diperpanjang) untuk melakukan Dekon-Kompatiologi.

Untuk saat ini kami belum membuat jadwal (tempat, jam & tanggal) pasti soal tanggal berapa dan dimana dekon akan dilakukan. Biasanya kami memilih start jam 16.30 di Foodcourt sebuah Mall dan selesai hingga jam 22.00 malam hari yang sama. Untuk 1x acara dekon jumlah peserta 1 - 5 terdekon. Dalam 1 minggu kami akan melakukan 4x acara dekon untuk menjaga stamina dan kwalitas hasil kerja dekon.

Tarif yang kami berlakukan adalah: Rp.300.000,-/ peserta (pembayaran ketika acara). Bilamana ingin menyumbang untuk biaya penelitian & akomodasi kami, dlsb silahkan ditambahkan.


Bagi peserta Dekon-Kompatiologi di Yogyakarta wajib mendaftarkan diri via email sebelum tgl 15 April 2007, menghubungi Vincent / Adhi via telepon (tidak hanya sms) pada tanggal 15 dan 16 April 2007 dan mengirim email ke address email: vincentliong@yahoo.co.nz, adhi_p@yahoo.com ; isi sbb:

Subject: [Nama Peserta]Dekon-Kompatiologi di Yogyakarta

Melampirkan:
Nama Lengkap:
Telepon:
Hp & CDMA:
Alamat Tinggal:
Latarbelakang Pekerjaan:

Tulisan singkat versi sendiri mengapa mau ikut acara Dekon-Kompatiologi.


Contact person Vincent Liong dan Adhi Purwono yang dapat dihubungi:

> Selama di Jakarta (sebelum Vincent dan Adhi berangkat ke Yogyakarta) dapat dihubungi di:
* Vincent Liong 021-5482193,5348567/46(Home) 021-70006775(CDMA Flexi) 021-98806892(CDMA Esia) 08881333410(CDMA Fren).
* Adhi Purwono 021-68812660(CDMA Flexi)
08886187085(CDMA Fren).

> Selama di Yogyakarta (12 - 19 April 2007) dapat dihubungi di:
* Vincent Liong 08881333410(CDMA Fren).
* Adhi Purwono 08886187085(CDMA Fren).
Note: Bagi peserta dekon wajib menghubungi Vincent / Adhi via telepon (tidak melayani sms) pada tanggal 12 April 2007.

Untuk program dekon-kompatiologi di Jakarta selama Vincent Liong tidak di Jakarta (15 - 22 April 2007 / dapat diperpanjang) dapat menghubungi pengajar-pengajar Kompatiologi cabang Jakarta.



Permintaan Donasi untuk Project Kompatiologi
di Yogyakarta & Solo 15 - 22 April 2007

Sehubungan dengan Project Dekon-Kompatiologi di Yogyakarta & Solo, saya Vincent Liong & Adhi Purwono selaku praktisi & pengajar yang akan diberangkatkan tanggal 15 - 22 April 2007 (ada kemungkinan diperpanjang) untuk memperluas jaringan pengguna kompatiologi sampai ke Yogyakarta meminta bantuan teman-teman para pengguna & penggemar kompatiologi untuk donasi (sumbangan dana) untuk biaya-biaya kami selama di Yogyakarta.

Bagi teman-teman yang berniat menyumbang silahkan dikirim ke ...
Bank BCA cabang Permata Hijau
A/c: 178-117-9600
A/n: Liong Vincent Christian
Tulis keterangan: Dekon Yogyakarta [Nama Anda]

Setelah dikirim harap sms ke 08881333410 ...
Anonymous said…
(Sebuah komentar setengah spontan)

Vincent,

Saya tau Anda memiliki sebuah milis, tapi apakah Anda memiliki sebuah blog? Walau saya agak ragu, apakah gaya interaksi sosial seperti yang selama ini berjalan di milis Anda dapat berjalan dalam format blog. Mungkin bisa, namun karena merupakan range yang sedikit berbeda tentunya Anda harus melakukan translasi.

Saya sangat menyarankan Anda untuk berbicara dengan Lurino. Saya rasa akan menjadi sebuah percakapan menarik...

Dan kalau boleh (ya boleh lah, ini kan blog gue :p): Dunia memang kurang bersahabat dengan mereka yang tak mau menjadi domba giringan. Terutama kepada para domba yang berusaha mewatakkan diri sebagai serigala yang gagah, padahal Dunia adalah monster yang lebih besar dari seekor serigala, maupun domba, manapun.

Tapi sang Monster dapat terlena. Bila kita bersabar...

Dan satu lagi, terakhir: Word of Mouth tengah mengalami renaisance sebagai medium komunikasi pemasaran "ter-efektif", namun direct mail is sooo, like, 70's, Man :). Dan jangan percaya sama mitos repetisi dan exposure, walaupun komunikasi Anda terarah (targeted). Remember, people get annoyed :)

---

Oh dan bagi Pemirsa yang lain, saya pribadi mohon maaf bila mengganggu kenyamanan Anda menikmati blog ini, namun harus diakui bahwa perbedaan antara on-topic dan off-topic adalah sangat tipis. Dan saya pribadi, bila disuruh memilih antara mensensor dan berdiskusi, lebih memilih berdiskusi.

(Saya rasa ini adalah awal sebuah blog-post yang panjang... mungkin nanti, bila ada waktu)

[Catatan: komentar Vincent di atas telah di-cross-post di milis Vincent Liong]
Anonymous said…
for some non-apparent reason [call it divine design if you like], our beloved vincent happens to talk to me VIA Yahoo! Messenger at this exact moment while i'm typing this rant

Popular posts from this blog

Marlboro Red Rush "Kembali ke UUD '45"