ISIS "ditangkal"? Koq nggak "dibasmi" sekalian?

Sekilas bahasa "Tangkal" mungkin terkesan "cemen" ataupun "banci". Dan mungkin beberapa menyesalkan kenapa nggak memakai kata "basmi". Tapi aku pribadi rasa kata "Tangkal" adalah tepat.

Kiranya izinkan aku sedikit panjang-lebar menjelaskan, kalau berkenan.

---

Beberapa waktu lalu ada teman di Twitter yang berkilah, "apakah kalian siap berdemokrasi? Karena siap berdemokrasi bukannya siap menerima perbedaan pendapat. Tapi siap menerima kritik."

Temanku mengutarakan di atas ini dalam konteks yang berbeda, memang. Yaitu dalam hal "menghormati pendapat yang berbeda (atas nama demokrasi)", yaitu kasus ketika seorang selebritis mengatakan di Twitter, "rindu jaman Orba dan sekaligus kewibawan Bung Karno". Seorang selebritis yang walaupun di bawah umur, namun pendapatnya ini adalah tidak disetujui. (Dengan cukup keras bahkan, kalau nggak mau dikatakan kasar).

Jadi kalau kita memandang ISIS sebagai sebuah pergerakan ataupun opini, aku setuju bahwa lebih tepat untuk *mengkritik* segala kelemahan (ataupun bahkan *bahaya*) yang melekat pada ideologi pergerakan ISIS, daripada melarang diskusi tentang paham ISIS itu sendiri. Kita *tidak boleh* takut mengatakan bahwa ISIS itu MENGANUT paham-paham yang kita TIDAK SEPAKATI.

Paham-paham seperti misalnya menghalalkan darah kaum "kafir", menghilangkan negara-negara, menganggap mereka yang "tidak sepaham" dengan mereka sebagai "lebih rendah dari manusia", SEHINGGA MEREKA PERLAKUKAN SEPERTI BINATANG.

Karena kalau kita tidak memahami bagaimana bentuk ideologi yang dibawa oleh ISIS, kita MENJADI BUTA akan apa yang HARUS KITA TENTANG.

Dan kalau mereka sudah bertindak kriminal (seperti misalnya melakukan aksi teror kekerasan, melakukan tindak pidana seperti pencurian ataupun penculikan, melakukan tindakan-tindakan nyata yang mengusahakan makar terhadap RI), tentu ini semua sudah diatur dalam berbagai PASAL PIDANA DAN PERDATA yang sudah kita sepakati bersama dalam sistem hukum kita.

Karena kerangka hukum yang sudah kita sepakati bersama sebagai sebuah NKRI telah kita sepakati bersama sebagai sebuah bangsa, demi kita dapat hidup berdampingan dalam sebuah negara bersama.

---

Bacaan terkait:

Comments

Popular posts from this blog

Yang kampungan tuh siapa?

Marlboro Red Rush "Kembali ke UUD '45"