Erik Meijer pindah ke Bakrie

Ternyata benar. Barusan saya mengecek email saya yang khusus saya buat untuk menampung ribuan email dari berbagai milis yang saya ikuti, dan saya membaca sebuah email yang berasal dari majalah ADOI Indonesia (tertanggal dua hari yang lalu) yang mengatakan bahwa Erik Meijer pindah ke Bakrie Telekom (konfirmasi dari berita di Detik I-Net dan dari Astaga.com).

Selama ini saya pribadi mendengar beberapa orang menyebut Erik Meijer sebagai paling "canggih" di Industri Periklanan Indonesia. Entah sebagai seorang manajer pemasaran yang paling pintar bernegosiasi dengan biro iklan, seorang yang memiliki pemikiran yang cukup patut diperhatikan soal keseimbangan pasar periklanan, terutama dengan hadirnya para media specialist, dan sebagainya. Beberapa kali saya dengar Erik Meijer disebut sebagai salah satu faktor kenapa Telkomsel cukup disegani sebagai klien di Industri Periklanan Indonesia.

Saya sendiri baru pernah sekali membaca email-nya yang di-forward ke milis CCI, dan kalau nggak salah pernah sekali dua-kali membaca tulisannya entah di ADOI atau di Ad-diction. Kalau tidak salah ingat (sekali lagi, kalau tidak salah ingat) ada satu yang mengenai pengaruh perang harga creative fee antar beberapa biro, dan ada yang menanggapi soal kehadiran media specialist. Bahwa saya bisa mengingat pernah membaca tulisannya biasanya mengindikasikan bahwa pola pikirannya cukup menarik perhatian saya. Atau paling tidak, si Erik Meijer ini masih meluangkan waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak mau dipikirkan kebanyakan orang (seperti contohnya Oom Budiman Hakim).

Tapi mengenai pengaruh perpindahan personalia ini baik bagi Telkomsel maupun Bakrie Telekom, saya pribadi tidak dapat meramal apapun selain bahwa seharusnya akan terjadi perubahan-perubahan menarik terhadap pola komunikasi pemasaran perusahaan tersebut. Nah perubahan-perubahan seperti apa, sebaiknya tanyakan kepada yang lebih kompeten untuk menilai daripada saya.

---

Catatan pribadi: melalui kegiatan ini saya kini mengetahui bahwa dari sekian banyak situs/portal berita di Indonesia, yang menyediakan layanan Web Feed (alias Web Syndication ataupun RSS) baru Detik-Inet dan Astaga.com. Masih adakah yang lain? Yang jelas sih para pemain besar seperti Kompas Cyber Media, Media Indonesia Online, Tempo Interaktif, Jakarta Post Online, bahkan Detikcom yang adalah induknya Detik-Inet pun masih tidak menyediakan Web Feed.

Tambahan : Hmm.. ternyata Tempo Interaktif punya; cuma sayangnya tidak terdeteksi secara otomatis oleh Firefox. Tapi ada link-nya sih di homepage; cari logo RSS-nya.

Comments

Chudexs said…
Bakri berani bayar mahal dia kali yah?? ato mada unsur2 lainya yang membuatnya berpindah?? why not is politic of Indonesia.

Popular posts from this blog

Yang kampungan tuh siapa?

Marlboro Red Rush "Kembali ke UUD '45"