Tentang Resital Tunggal Boo Boo Sianturi oleh @danrem


Jakarta, 29 Januari 2012 - pertama diterbitkan oleh pemilik akun twitter @danrem. Diterbitkan ulang dengan seizin Beliau. (Dimuat di sini sambil menunggu approval dari kultuit.tumblr.com hehe :p)

Update 6 Februari 2012 - harian The Jakarta Globe memuat berita liputan konser Boo Boo dalam Bahasa Inggris.

Ya sudah, kalau tersinggung. Mari kita ngobrol yg lain. Malam ini sempat saksikan seorang anak muda utk pertama kali bermain musik di Jkt.

Anak muda 22 th. Ginastera 'Boo Boo' Sianturi untuk pertama kali resital di Jkt, malam ini ia bermain solo gitar di Gedung Kesenian.

Dalam usia 16 th Boo Boo memutuskan utk tidak melanjutkan SMA utk terbang ke Michigan dan memperdalam permainan gitar-nya.

Beruntung ibu dan ayah nya mendukung keputusan Boo Boo. Dg semangat itu dia diterima di Interlochen dan kemudia Royal Academy di London.

Kembali ke Boo Boo, ibunya Maya Tamara dan ayahnya Serano, Ph.D lulusan MIT yg sekarang mengajar di Cambridge. Mereka mendukung dia.

Baik di Interlochen dan Royal Academy of Art Boo Boo selalu bisa tembus master class dg beasiswa penuh, luluspun selalu menjadi yg terbaik.

Selesai bersekolah dan nyantri ke beberapa 'dewa' gitar klasik Boo Boo pun diundang untuk tampil dlm festival musik klasik dunia.

Boo Boo al. tampil di Bowdoin Fest, Maine, AS. Voltera Guitar, Tuscany, Italia, dll. Terakhir tampil di Fest de Cordoba, Spanyol

Tadi Boo Boo memainkan 6 komposisi karya Sor, Downland, Ponce/ Weiss, Barrios, Diabelli dan Leo Brouwer.

Khusus untuk Ponce, Boo Boo mainkan Suite in La Magiore sebuah komposisi yg hilang sehingga para maestro gitar terdorong tulis transkripsi.

Utk karya Brouwer, Rito de Los Orishas adalah komposisi yg terilhami oleh ritus menaklukan roh jahat di Kuba. Musik yg dinamis tp spooky.

Tadi sore/ malam menikmati ayunan gitar klasik Boo Boo, anak muda berbakat dan penuh kreativitas. Ini resital pertamanya di Indonesia.

Oh ya setelah putuskan utk total bermusik dan sebelum ke Interlochen, Boo Boo diajak Tagor Siagian ngobrol dg Eet Syachrani, gitaris Edane

Nasihat Eet pada Boo Boo -saat itu baru lulus smp- 6 th yg lalu: Org akan ingat bukan berapa jago anda bergitar. Tetapi karena karya anda

Dari sanalah Boo Boo bertekad utk tumbuh menjadi gitaris klasik yang dpt berkarya. Kita patut bangga krn Indonesia milki anak muda spt dia.

All in all, great musical evening with friends. Semoga Boo Boo bisa terus berkembang menjadi wakil Indonesia di kancah gitar klasik dunia.

Boo Boo saat sesi pemanasan & pemotretan, sebelum resital tunggalnya dimulai

Comments

Popular posts from this blog

Yang kampungan tuh siapa?

Marlboro Red Rush "Kembali ke UUD '45"