Lebaran kesiangan?



Jadi ceritanya beberapa hari menjelang Lebaran tahun 2006 ini, saya terinspirasi untuk membuat sebuah "kartu" lebaran elektronis untuk mengucapkan Selamat Eid bagi mereka yang merayakannya. Niatnya saya berencana mengedarkannya lewat surat elektronik.

Satu pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa walau kita seringkali sulit untuk saling memahami, itu bukan halangan bagi kita untuk saling bermaafan dan bergandengan tangan untuk maju bersama sebagai satu bangsa.

Satu kendaraan konsep yang ingin saya gunakan adalah konsep baikan khas anak kecil yang menggunakan kaitan antar jari kelingking. Secara pribadi saya melihat kesucian dari tulusnya hati nurani anak kecil ketika mereka saling bermaafan atas inisiatif sendiri tanpa dorongan eksternal seperti misalnya dari orang tua. Saling bermaafan yang langsung berasal dari hati, dan sekaligus demikian sederhana.

Sayangnya niatan saya untuk menyelesaikan "kartu" ini agar dapat dipublikasikan tepat saat Lebaran 2006 tidak tersampaikan. Bahkan keadaannya saat ini pun, yang telah saya kembangkan lebih lanjut sejak hari Lebaran lima hari yang lalu, secara pribadi masih saya anggap belum selesai. Kemampuan gambar saya masih dibatasi pengetahuan perspektif dan anatomi saya yang jauh dari sempurna (terlihat dari tidak proporsionalnya berbagai bagian seperti jari, kuku, pergelangan tangan). Belum lagi kekurangan pemahaman saya akan teori warna dan pencahayaan yang membuat saya tidak berani untuk memberikan detail lebih banyak kepada ilustrasi kedua pasang tangan di atas. Naskah yang saya karang pun masih terlalu bertele-tele, walau banyak konsep yang ingin saya sampaikan masih tidak tertuang di dalam teks.

(belum lagi Blogger rese' yang terus menerus mengecilkan kartu di atas. Hrhgghh....)

Mungkin tahun depan akan saya sempurnakan lagi. Anyways, 'met Lebaran ya semua :)

Comments

Anonymous said…
Thanks for the compliment.

But!

But it fails to adequately express the inter-religious subtext. Thus it becomes no more than an expression of the mundane "let's forgive each other" meme.

(there's sooo many ways to skewer an artwork >:)
Unknown said…
ah well, now that i come to think of it rather rhetorically, i found that the absence of colors granted the homogenity pretext... well, as we could all say, green is for moslem jihadists, red for communists, black and white for taoists, yellow and red for buddhists, orange for hinduism, the christians with their set of color pretexts.

the 'forgiving shits' is a myth, bub... at most, all you could do is to find and point out a NEW aspect of the myth, and not re-constructing it Derrida-ically...

Popular posts from this blog

Yang kampungan tuh siapa?

Marlboro Red Rush "Kembali ke UUD '45"